Genetika
Mikroba
A. Unsur-unsur Genetis Pada Mikroba
Material genetik bakteri terdiri
atas kromosom dan plasmid. Keduanya terdiri atas DNA. Dua fungsi utama materi
genetik adalah replikasi dan ekspresi. Material genetik harus bereplikasi
secara akurat sehingga dihasilkan 2 replikan (anakan) yang identik dengan
induknya. Materi genetik juga terekspresi dalam bentuk karakter terobservasi
atau fenotip.
1. Kromosom
Kromosom bakteri mempunyai beratnya 2-3% dari berat kering satu sel, pada
sel haploid (prokariot) bersifat kromosom tunggal dan tidak berpasangan.
Berbentuk sirkuler, panjangnya ± 1mm, beratnya 2-3% dari berat kering satu sel,
disusun sekitar 4 juta kpb DNA, makromolekul yang sangat banyak ini dikemas
agar tidak berubah dalam bentuk superkoil (± 70-130 superkoil domain)
(Syahrurachman, 1994). Kebanyakan gen prokariota terdapat pada kromosom, yang
terletak dalam suatu bagian pusat sitoplasma, yang dinamakan daerah nuklear
atau nukleoid untukn membedakannya dari membran-pengikat nukleus pada sel
eukariotik. Jumlah nukleoid dalam sel bakteri dapat lebih dari satu, tergantung
kecepatan pertumbuhan dan ukuran sel. Nukleoid berisi gen yang penting untuk
pertumbuhan bakteri.
2. Plasmid
Plasmid
adalah material genetik ektrakromosomal. Ukuran plasmid lebih kecil daripada
kromosom. Plasmid biasanya mengkode polipeptida yang tidak penting bagi
pertumbuhan secara langsung. Plasmid berbentuk sirkuler, tetapi terdapat
plasmid berbentuk linier seperti terlihat pada Borrelia dan Streptomyces.
Plasmid dibedakan menjadi 2, yaitu plasmid konjugatif dan non-konjugatif.
Plasmid konjugatif adalah plasmid yang mampu didonorkan ke resepien, sedangkan
plasmid non-konjugatif tidak dapat didonorkan. Plasmid non-konjugatif biasanya
berukuran kurang dari 7,5 kbp dan biasanya berjumlah banyak (10-20
perkromosom). Plasmid didistribusikan secara acak ke sel anakan.
Meskipun
plasmid tidak berperan langsung dalam pertumbuhan, tetapi plasmid memiliki
fungsi penting secara medis. Fungsi penting plasmid secara medis, yaitu
kemampuan plasmid mengkode polipeptida resistensi antibiotik, toksin, struktur
permukaan sel untuk perlekatan dan kolonisasi. Plasmid yang berperan dalam
resistensi antibiotika disebur plasmid R atau faktor R.
Struktur DNA Dan RNA
DNA (Asam Deoksiribonukleat)
DNA/ Kromosom bakteri lebih
banyak diteliti dari pada kromosom organisme lain. DNA bakteri mampu mengkode
1000-3000 polipeptida yang berbeda-beda. DNA bakteri merupakan molekul berantai
ganda yang sirkuler. Struktur Dna bakteri tidak merupakan bentuk sederhana tetapi
merupakan belitan yang tidak teratur dalam sitoplasma. James Watson dan Francis
Crick (1953) telah menemukan struktur DNA yang berupa dua untai pita DNA
terpilin. Penemuan ini merupakan titik awal revolusi biologi karena merupakan
penemuan struktur DNA ini sangat penting untuk mempelajari dan memahami
bagaimana informasi genetik dapat dipindahkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya serta bagaimana DNA dapat mengendalikan replikasinya.
Replikasi informasi herediter di
dalam sel melibatkan sintesis molekul DNA baru yang mempunyai urutan nukleotida
sama seperti genom sel inangnya. Molekul DNA adalah makromolekul yang mempunyai
informasi herediter suatu sel. DNA ini tersusun oleh sub unit-sub unit yang
disebut dengan nukleotida atau deoksiribonukleotida. Urutan nukleotida
menentukan kespesifikan suatu informasi herediter dan berisi mekanisme untuk
mengendalikan eksperi genetik.
Masing-masing
deoksiribonukleotida terdiri dari basa nitrogen (asam nukleat), gula
deoksiribosa, dan gugus fosfat. Basa asam nukleat terdiri dari basa purin
terdiri : Adenin (A) dan guanin (G) yang mempunyai dua cincin. Dan pirimidin
terdiri atas : timin (T) dan sitosin (C) yang hanya mempunyai satu cincin.
Purin dan pirimidin merupakan molekul heterosiklis karena mengandung dua macam
atom C dan N. Basa asam nukleat menempel pada deoksiribosa membentuk
deoksiribonukleosida. Deoksiribonukleosida ini bergabung dengna gugus fosfat
pada atom C5 membentuk subunit deoksiribonukleotida DNA.
RNA (Asam Ribonukleat)
Asam nukleat lainnya yang
dijumpai secara alamiah ialah asam ribonukleat (RNA). Bedanya dari DNA ialah :
- Biasanya berutasan tunggal
- Komponen gula pada nukloetida yang membentuk RNA adalah ribosa, dan
bukan deoksiribose. Ribose adalah sama dengan deoksiribose kecuali adanya
gugusan hidroksil pada atom karbon nomor 2
- Basa bernitrogen pirimidin yang dijumpai pada nukleotida yang membentuk RNA ialah
urasil bukan timin.
Replikasi DNA
Replikasi DNA berarti
penggandaan. Ada 3 model replikasi DNA yaitu :
- Model konservatif.
Model ini menyatakan
bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa memisahkan rantai-rantainya.
- Model semi konservatif.
Model ini
menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian bereplikasi.
- Model dispersi.
Model ini
menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi potongan-potongan yang kemudian
bereplikasi.
Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model semi-konservatif.Replikasi model semi konservatif dimulai pada
suatu situs tertentu yang sudah pasti pada kromosom bakteri yang disebut titik
pangkal kedua utas DNA memisah pada situs ini membentuk struktur berbentuk Y.
Titik persimpangannya disebut titik tumbuh.Replikasi bergerak berurutan dari
titik tumbuh, baik pada satu arah atau dua arah.Titik asal dan titik tumbuh
terikat pada membran sel dan situlah kedua utusan tersebut
diduplikasikan.Masing-masing utasan mempunyai urutan basa yang komplementer
terhadap urutan basa pada utasan-utasan DNA yang mula-mula.
Enzim
DNA polymerase nemanbahkan nukleotida pada ujung hidroksil-3' utasan atau
utasan–utasan DNA yang sedang berreplikasi, jadi mensintenis utasan-utasan DNA
dengan arah 5' ke 3'.Sejauh ini belum ditemukan polymerase yang mereplikasi
dengan arah 3' ke 5'.Sintesis DNA bersifat sinambung.Selain mekanisme replikasi
DNA yang baru saja diuraikan, inisiasi (pengawwalan) replikasi DNA membutuhkan
suatu pancing atau pemula yaitu sepotong pendek RNA yang disentesis oleh RNA
polymerase dan komplementer terhadap DNA.Dengan adanya pemula ini, DNA
polymerase dapat mulai mensisntesis duoksiribonukleotida.Sekali pancingan mengena,
DNA polymerase lalu mencerna RNA tersebut dapat menggantikannya dengan DNA.
Berpartisipasinya RNA sebagai pancing tampaknya ekstensif karena setiap fragmen
okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai pancing.
Bila
titik-titik tumbuh telah bergerak di seluruh panjang molekul DNA, maka
terbentuk dua molekul DNA yang lengkap.Setiap molekul berutasan ganda
mengandung salah satu dari utasan asli atau satu utasan baru.
B. Mutasi Dan Rekombinasi Genetis
Unsur atau ciri baru yang dapat diwariskan dapat muncul karena dua
mekanisme. Pertama yang disebut mutasi, yang kedua disebut rekombinasi. Mutasi
adalah perubahan fisik gen, yang mengubah efek gen. Jika suatu gen G
menimbulkan produksi kimia tertentu, ia dapat bermutasi menjadi gen G1baru
yang dihasilkan oleh kimia yang berbeda. Mutasi diwarisi oleh keturunan
individu di mana mutasi pertama kali muncul. Oleh karena itu mutasi dapat
menjadi asal mula perubahan evolusioner. Gen bermutasi secara spontan, tetapi
dengan taraf rendah ; taraf khs mutasi adalah kira-kira sekali per sejuta
generasi.Taraf ini bisa dipercepat melalui perlakuan dan proses tertentu
seperti penggunaan zat kimia (misalnya: gas mustard), sinar-X, dan
detonasi bom nuklir.
Rekombinasi
menghasilkan cakrawala baru dengan merekombinasi berbagai gen Mendelia yang
sudah ada sebelumnya.Percobaan Mendel yang dibahas hanya berkenaan dengan ssatu
unsur atau ciri tertentu.Tetapi ukuran bukan satu-satunya unsur kacang
polong.Ada ratusan unsur lain-warna, resistensi terhadap suhu dingin, bentuk daun.Unsur-unsur
lain juga dikontrol oleh gen mendelian.Apabila keseluruhan perangkat gen
diteruskan ke generasiselanjutnya, gen tertentu mungkin diwariskan secra
independen, atau mungkin diwariskan sebagai satuan. Gen diwariskan bersama
sebagai satu satuan jika gen-gen tersebut terikat(linked genes).
Apakah gen tertentu diwariskan secar
independen atau tidak, tergantung pada keadaan apakah gen ini berada pada
kromosom yang sama. Kromosom adalah struktur molekul yang membawa gen: manakala
kromosom diteruskan dari induk ke dalam gametnya, informasi hereditas dibawa
bersamanya. Suatu individu mengandung lebih dari satu kromosom, walaupun jumlah
yang pasti berbeda diantara spesies; manusia misalnya memiliki 46 kromosom;
kacang memiliki 14. Jika gen yang mengontrol dua ciri yang berlainan ( misal
ukuran dan warna) berada dalam kromosom yang berbeda, mereka kan diwariskan
secara bebas. Tetapi jika dua ciri berada dalam kromosom yang sama mereka
cenderung diwariskan secara satuan.
Rekombinasi menghasilkan jenis
organisme baru dengan merombak perangkat terikat dari gen. Melalui mekanisme
yang disebut persilangan crossing- over), yang dapat disaksikan pada
mikroskop, gen-gen direkombinasi antara pasangan-pasangan dalam kromosom.
Mekanisme ini dapat menghasilkan kombinasi baru gen. Gen-gen ini tidak bisa
diwariskan untuk waktu lama karena rekombinasi lebih jauh. Selanjutnya dapat
merusak rekombinasi lama, tetapi ia tetap dapat menghasilkan jenis-jenis
organisme baru. Rekombinasi barangkali secra khusus penting pada keadaan
evolusioner tertentu. Jika dua mutasi terjadi pada dua gen yang berlainan pada
satu kromosom, kira-kira pada saat yang sama, keduanya pada mulanya barangkali
terbawa pada individu yang berbeda. Tanpa rekomindasi, keddua mutasi mungkin
tak pernah berdampingan dalam kromosom fisik yang sama: salah satu dari padanya
muncul untuk kedua kalinya, dalam progeni muatan yang lain.Bagaimanapun
rekomendasi dengan cepat dapat menggabungkan keduanya bersama-sama.Jika kedua
muatsi menimbulkan akibat superior bilamana digabung bersama ketimbang jika
dipisahkan, akibat rekomendasi ini dapat mempercepat taraf mutasi.
Mutasi dan rekomendasi tidak secara konsisten menghasilkan perubahan pada
arah tertentu.Mutasi yang mempengaruhi ukuran dapat menimbulkan organisme yang
lebih tinggi, dan bisa juga menghasilkan yang lebih pendek.Berbagai teori
evolusi ‘variasi terarah’ diajukan, tetapi kita harus menuyingkirkannya.Tidak
ada bukti variasi terarah pada mutasi, pada rekombinasi, atau pada proses pewarisan
mendelia.Apapun kekuatan internal teori-teori ini, ddalam kenyataan teori-teori
itu salah.Pewarisan ciri yang diperoleh, atau teori perubahan herediter terarah
(atau mutasi terarah) tidak berlaku dalam menjelaskan mekanisme evolusi.
Fakta-fakta pewarisan, dari mutasi, rekombinasi, dan hereditas mendel,
hanya menyokong evolusi terarah acak (random direction).Karena ada arah
dalam evolusi, kita membutuhkan mekanisme lain dalam menjelaskannya.
Evolusi tidak lepas dari teori
mutasi makro, artinya suatu mutasi yang sangat besar, suatu mutasi yang
menghasilkan seluruh organ baru, seperti hati atau jantung, dalam satu kejadian
mutasi. Menurut teori Darwin, mutasi makro tidak penting dalam evolusi.
Alasannya ialah bahwa semua perubahan yang benar dan yang diperlukan untuk
membuat oragn kompleks seperti hati tidak mungkin muncul seluruhnya secara
spontan pada saat yang sama.Perubahan mutasi muncul karena perubahan yang
kebetulan pada bagian-bagian yang suddah ada sebelumnya ; oleh karena itu semua
perubahan yang dibutuhkan untuk menciptakan organ hati harus muncul secara
kebetulan, adalah karena perubahan disebarkan dalam waktu yang lama. Kemudian
setip perubahan, katakanlah perubahan itu kecil, akan mempunyai kesempatan
cukup untuk muncul secara kebetulan.Bahwa suatu pigmen peka cahaya dapat timbul
dalam suatu sel karena kebetulan bukanlah perihal mustahil.Bahwasanya seluruh
mata timbul sekaligus seperti itu adalah mustahil.Itulah sebabnya Darwinisme
menyinhkirkan mutasi makro.Adaptasi kompleks harus berevolusi karena seleksi
alam dari sejumlah besar mutasi kecil yang terjadi dalam waktu lama.
C. Transformasi, Transduksi dan Konjugasi
1. Transformasi
Transformasi
ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah terbatas informasi
DNA, dari satu sel ke sel yang lain. DNA tersebut diperoleh dari sel donor
melalui lisis sel alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu DNA begitu
diambil oleh sel resipien, maka terjadi rekombinasi. Bakteri yang telah
mewarisi penanda dari sel donor tersebut telah tertransformasi. Jadi
bakteri-bakteri tertentu jika ditumbuhkan dengan diberi sel-sel mati, filtrate
biakan atau ekstrak sel sesuatu galur yang berkerabat dekat, maka akan
memperoleh dan lalu memindahkan ciri-ciri galur yang sekerabat tersebut.
“Penyebab transformasi” ini dikenal sebagai DNA oleh Avery, Macleod, dan
McCarty dalam tahun 1944. Mereka mendefinisikan DNA Sebagai substansi kimiawi
yang menyebabkan sifat menurun.
Setelah
masuk DNA ke dalam sel, satu utas dengan segera dirombak oleh enzim
deoksiribonuklease, sedangkan utasan lainnya mengalami perpasangan basa pada
bagian yang homologus pada kromosom sel resipien, lalu menjadi terpadu ke dalam
DNA. Karena perpasangan basa dari komplementer berlangsung antara satu utsa
fragmen DNA dan suatu daerah khusus pada kromosom repisien maka hanyalah
galur-galur bakteri yang berkerabat dekat dapat di transformasikan.
Sifat
sel resipien. Kondisi yang sesuai untuk pengambilan DNA Donor kedalam sel sel
resipien terjadi hanya selama fase pertumbuhan logaritmik. Selama periode ini,
bakteri yang dapat ditransformasikan itu disebut bakteri kompetern untuk
mengambil dan menggabungkan DNA donor. Biakan dan kompeten mungkin menghasilkan
factor protein ekstraseluler yang rupanya bertindak dengan cara mengikat atau
menjerat fragmen-fragmen DNA donor pada situs-situs khuusus pada permukaan
bakteri.
Pentingnya
transformasi sebagai mekanisme perubahan genetis secara alamiah diragukan .
Mungkin proses tersebut terjadi menyusul terjadinya lisis suatu microbe dan
pelepasan DNA nya ke lingkungan sekitarnya. Boleh jadi transformasi antara
galur galur bakteri dengan virulensi rendah dapat menyebabkan timbulnya sel-sel
tertransformasi dengan virulensi tinggi. Dalam hal yang manapun, fenomena
transformasi telah terbukti sangat berguna dalm penelitian-penelitian genetis
bakteri di laboratorium, terutama dalam memetakan kromosom bakteri (karena
frekuensi treansformasi dua gen pada waktu yang sama merupakan petunjuk akan
jarak antara gen-gen ini pada kromosom).
2. Transduksi
Transduksi
adalah proses pemindahan gen dari bakteri satu ke bakteri lain oleh
bakteriofag. Beberapa bakteriofag tentang (temperate) yang biasanya tidak
melisis sel inang, membawa DNA yang dapat berperilaku sebagai episom didalam
bakteri. Bila DNA virus ini terpadu di dalam kromosom bakteri di dalm kromosom
bakteri., maka disebut profage. Bila bakteri lisogenik memasuki siklus litik,
entah secara spontan ataupun karena induksi oleh cahaya UV, maka sekali kali
sebagian dari kromosom bakteri secara tidak sengaja dapat terkait ke dalam
kepala fage. Bila kemudian virus itu menginfeksi bakteri lain, maka fragmen
kromosom bakteri tadi dari sel yang pertama juga di ijinkan sebagai bagian dari
DNA virus. Fargmen kromosom ini menjalani perpasangan basa dengan kromosom
inang , akan terpadu dan menjadi bagian
yang tetap dari kromosom bakteri yang
terinfeksi itu.
Ada dua tipe
transduksi, yaitu:
1. Transduksi
terbatas
Pada
proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat
profage telah terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang
mengalami transduksi terbatas adalah yang berdekatan dengan profage yang terintegrasi.
2. Transduksi
umum
Transduksi
umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri atau
plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis
kromosom bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA. Setiap bagian dari
kromosom bakteri tersebut dapat digabungkan dengan kepala fage selama perakitan
fage. Fage yang telah berisi DNA sel bakteri dapat menginfeksi sel lain dan
mentransfer gen bakteri di dalam sel resipien DNA bakteri dan bergabung dengan
rekombinasi homolog menggantikan gen dalam sel resipien. Transduksi ini terjadi
pada bakteri gram positif dan gram negatif.
3. Konjugasi
Konjugasi,
salah satu dari tiga mekanisme untuk pemindahan bahan genetis dari satu bakteri
ke yang lain, bergantung kepada kontakn sel dengan sel. Sementara pada
transduksi dan transformasi hanya fragmen-fragmen amat kecil kromosom bakteri
yang dipindahkan (akan dibahas kemudian), pada konjugasi mungkin dipindahkan
fragmen besar, dan pada kasus-kasus khusus bahkan seluruh kromosom.
Konjugasi
merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel
resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel. Konjugasi bakteri
pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun 1946. Mereka
menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli yang berbeda yang tidak mampu
mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensiil dan memberinya kesempatan
untuk kawin. Kemudian mereka mencawankan biakan tersebut pada medium minimal
yang hanya menunjang pertumbuhan galur-galur tipe liar. Mereka tahu bahwa
mestinya koloni tersebut merupakan hasil rekombinasi genetic melalui konjugasi
antara galur-galur muatan.
Faktor seks konjugasi pada bakteri dipahami
dengan lebih jelas ketika di temukan bahwa ada diferensiasi seksual pada E.
colli dengan perkataan lain, ada tipe-tipe perkawinan yang berbeda-beda
pada bakteri tersebut. Sel jantan mengandung sepotong DNA yang kecil dan bundar
(sirkular), didalam sitoplasma dan tidak merupakan bagian dari kromosom disebut
factor seks atau factor F (factor kesuburan atau fertility factor). Sel ini
disebut sebagai sel F+ dan merupakan donor dalam perkawinan. Sel betina disebut
F- dan tidak memiliki factor ini, mereka adalah sel resipien.
Persilangan
antara dua galur F- tidak menghasilkan rekombinan. Pada persilangan F+ x F-,
yang jantan mereplikasikan factor seksnya, dan satu kopi dari padanhya hamp[ir
selalu dipindahkan ke resipien betina. Sel F- diubah menjadi sel F+ dan mampu
berfungsi sebagai donor. Karena itu, selama sel-sel itu tumbuh, pproses
konjugasi dapat berlanjutmelalui penularan dengan pemindahan factor seks secara
berulang-ulang. Pemindahan factor F didalam persilangan F+ x F- terjadi dalam
frekuensi yang mendekati 100 persen. Tetapi pembentukan rekombinasi dalam
persilangan F+ x F- terjadi pada frekuensi yang rendah sekitar 1 rekombinan per
104 sampai 105 sel. Jadi jelaslah bahwa pemindahan faktof F tidak tergantung
pada pemindahan gen-gen kromosomal.
Galur
galur rekombinasi berfrekuansi tinggi. Penelitian mengenai konjugasi pada
bakteri menjadi di permudah ketika galur-galur terisolasi dari biakan-biakan F+
yang mengalami rekombinasi seksual dengan sel-sel F- pada laju 103 kali lebih
besar dari sel-sel F+ x F- . Maka galur galur donor yang baru disebut galur rekombinasi berfrekuensi tinggi (Hfr). Sel sel Hfr muncul dari sel F+ yang
didalamnya factor F menjadi terpadu ke dalam kromosom bakteri. Bedanya dengan
sel-sel F+ ialah bahwa ia factor dari Hfr jarang sekali terpindahkan selama
rekombinasi jadi dalam suatu persilangan
Hfr x F- , frekuansi rekombinasinya tinggi dan factor F- nya rendah.
Pada persilangan F+ x F- frekuensi rekombinasinya rendah dan pemindahan factor
F nya tinggi.
Soal
1. Sebutkan
fungsi utama materi genetic ?
2. Apa
yang membedakan antara DNA dan RNA ?
3. Apa
yang dimaksud dengan konjugasi, transduksi dan transformasi?
4. Bagaimana
proses konjugasi?
5.
Dua
mekanisme pewarisan yang memunculkan unsur dan sifat baru suatu organisme
disebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar